OSILOSKOP
Osiloskop adalah alat ukur
besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Osiloskop
merupakan perangkat yang sangat dibutuhkan untuk perancangan, pabrikasi atau
perbaikan peralatan elektronika. Kegunaan osiloskop tidak dibatasi pada dunia elektronik.
Dengan transedur yang tepat osiloskop dapat mengukur semua jenis phenomena.
Transedur merupakan sinyal listrik dalam respon terhadap rangsangan pisik
seperti suara, ekanan mekanik, tekanan, cahaya atau panas.
Osiloskop sinar
katoda (cathode
rayoscilloscope) selanjutnya disebut instrumen CRO merupakan instrumen yang sangat bermanfaat
dan
terandalkan untuk pengukuran dan
analisa bentuk-
bentuk gelombang dan gejala lain dalam
rangkaian elektronik yang bersifat dinamis.
Pada dasarnya
CRO merupakan alat pembuat
grafik yang menunjukkan bagaimana sinyal
berubah terhadap waktu
:
sumbu vertikal mempresentasikan tegangan dan sumbu
horisontal mempresentasikan waktu. Intensitas
atau kecerahan peragaan seringkali disebut
sumbu Z.
· harga tegangan
dan waktu sinyal.
· menghitung frekuensi
sinyal osilasi.
· gerakan bagian dari rangkaian yang direpresentasikan dalam bentuk sinya.
· kesalahan fungsi komponen seperti sinyal terdistorsi.
· seberapa banyak sinyal DC atau sinyal AC.
· seberapa banyak sinyal noise dan apakah noise berubah
mengikuti perubahan waktu.
Gambar 7-2:
Peraga bentuk gelombang
komponen X, Y, Z.
Dalam pemakaian
CRO
yang
biasa, sumbu X masukan horisontal berupa tegangan
tanjak (ramp voltage) linier yang
dibangkitkan secara internal yang merupakan basis waktu (time base) secara
periodik menggerakkan bintik cahaya dari kiri ke kanan melalui
permukaan layar.
Tegangan yang akan diamati
dimasukkan ke sumbu Y atau masukan vertikal CRO, menggerakkan bintik cahaya ke atas dan ke bawah sesuai dengan
nilai sesaat tegangan masukan. Selanjutnya bintik cahaya akan menghasilkan jejak berkas gambar pada layar yang menunjukan
variasi tegangan masukan sebagai fungsi waktu.
Pengetahuan
dan Pengukuran Bentuk Gelombang
Jenis-jenis Gelombang
Gelombang dapat diklasifikasi kedalam jenis :
• Gelombang sinus
• Gelombang kotak dan
segi empat
• Gelombang segitiga dan
gigi gergaji
• Bentuk step dan pulsa
• Sinyal periodik dan
non periodik
• Sinyal sinkron dan asinkron
Gelombang Sinus
Gelombang sinus
merupakan bentuk gelombang dasar untuk
beberapa alasan. Mempunyai
sifat harmonis matematis.
Tegangan dalam
saluran dinding bervariasi
seperti gelombang
sinus. Tes sinyal yang
dihasilkan rangkaian
osilator dari pembangkit sinyal seringkali berupa
gelombang sinus. Kebanyakan sumber -sumber
daya menghasilkan gelombang sinus AC menandakan arus bolak -balik, meskipun tegangan bolak -balik jua, DC arus rata yang berarti arus dan tegangan
seperti
yang
dihasilkan baterai.Gelombang sinus
damped
merupakan kasus tertentu yang dapat dilihat pada
rangkaian yang berosilasi
namun menurun dari waktu
ke waktu.
Gambar 7-5 menunjukkan macam-macam bentuk gelombang.
Gelombang Kotak dan Segi empat
Gelombang kotak merupakan bentuk
gelombang lain yang
umum. Pada dasarnya gelombang
kotak merupakan tegangan
yang on dan off (tinggi
dan
rendah) pada interval yang teratur.
Gelombang gigigergaji dan segitiga
Gelombang gigigergaji dan segitiga hasil dari rangkaian yang dirancang untuk mengendalikan tegangan secara linier, seperti
sapuan horisontal dari osiloskop
analog atau scan raster
televisi.
Bentuk Step dan Pulsa
Sinyal seperti step
dan
pulsa jarang terjadi atau
tidak secara periodik
ini dinamakan single shot atau
sinyal
transien. Step menunjukkan perubahan tegangan mendadak
seperti perubahan pada pemidahan
saklar on power. Pulsa
menunjukkan perubahan tegangan
mendadak, serupa dengan
perubahan tegangan jika memindahkan
saklar power
on
dan kemudian off lagi.
Gambar 7-8. Step, pulsa dan rentetan pulsa
Sinyal periodik
dan Non periodik
Pengulangan sinyal direferensikan
sebagai sinyal periodik, sementara sinyal yang perubahannya konstan
dikenal sebagai sinyal non periodik.
Sinyal sinkron dan tak sinkron
Bila pewaktuan berhubungan
dengan keberadaan dua sinyal, sinyal direferensikan sebagai
sinyal sinkron. Sinyal clock, data
dan alamat di dalam komputer
merupakan contoh sinyal sinkron.
Asinkron merupakan
istilah yang
digunakan untuk menguraikan sinyal antara yang tidak berhubungan
dengan keberadaan pewaktuan.
Pengukuran Bentuk Gelombang
1. Frekuensi dan Perioda
Jika ada pengulangan sinyal, ini memiliki
frekuensi. Frekuensi diukur dalam
Hertz dan sama dengan jumlah pengulangan sinyal dalam
waktu
satu detik direferensikan sebagai siklus perdetik. Pengulangan sinyal juga mempunyai perioda ini mengambil
banyak waktu untuk sinyal melengkapi
satu siklus.
2.
Tegangan
Tegangan merupakan jumlah potensial
listrik atau kekuatan
sinyal antara dua titik rangkaian. Biasanya satu dari titik ini adalah
ground atau nol volt, namun tidak selalu. Untuk mengukur tegangan
dari puncak maksimum ke puncak minimum dari bentuk gelombang,
direferensikan sebagai tegangan
puncak ke puncak.
3.
Amplitudo
Amplitudo referensi
terhadap
sejumlah tegangan antara
titik dalam rangkaian. Amplitudo
biasanya direferensikan tegangan maksimum
dari sinyal yang diukur
terhadap ground.
4. Fasa
Fasa terbaik dijelaskan dengan
melihat pada gelombang sinus.
Level tegangan
dari gelombang
sinus didasarkan pada gerakan melingkar. Lingkaran
mempunyai 360°, satu
siklus gelombang sinus mempunyai
360°
sebagaimana ditunjukkan
dalam gambar di atas.
5.
Pergeseran Fasa
Pergeseran fasa menguraikan perbedaan
antara dua sinyal serupa satu
sama lain.
Bentuk gelombang gambar
7-12 ditandai arus sehingga dikatakan
tertinggal fasa dengan bentuk
gelombang yang ditandai tegangan, karena gelombang mencapai titik
sama dalam
siklus ¼ siklus
(360°/4=90°). Pergeseran fasa
biasanya dalam elektronik
dinyatakan dalam derajat.
Operasi Dasar CRO
Subsistem utama CRO untuk pemakaian umum ditunjukkan
gambar diagram di bawah ini terdiri atas :
1. Tabung sinar katoda (CRT)
2. Penguat vertikal (vertikal amplifier)
3. Rangkaian trigger (Trigger
Circuit)
4. Penguat Horisontal
(Horisontal Amplifier).
Tabung sinar
katoda atau
CRT merupakan jantung siloskop
, pada dasarnya CRT
menghasilkan berkas elektron yang dipusatkan
secaravtajam dan dipercepat pada kecepatan yang sangat
tinggi.
Prinsip Kerja Tabung Sinar
Katoda
Tabung sinar katoda
pada beberapa penganalisa logika (Logic Analysers) defleksi secara magnetik,
dapat monokrom atau
warna. Pada jenis ini
peraga menggunakan teknik seperti yang digunakan pada TV . Dalam
tabung sinar katoda storage oscilloscope pada dasarnya serupa
dengan defleksi elektrostatik jenis tabung
yang akan dijelaskan
di bawah ini hanya ditambahkan satu atau lebih storage
meshes.
Tabung sinar katoda merupakan
komponen utama jantung
oasiloskop, pada dasarnya
terdiri dari susunan elektroda yang dilapisi kaca bejana. Elektroda-elektroda
berfungsi sebagai berikut
o Susunan tiga elektroda
(triode) yang berfungsi
membangkitkan berkas elektron, biasa disebut sinar katoda
yang terdiri
dari katoda (K) filamen pemanas (F),
grid pengontrol (G) dan elektroda pemercepat berkas elektron (1).
o Elektroda pemfokus berkas elektron (2).
o Berkas elektron
dipercepat
sebelum mencapai
pelat
defleksi.
o Pelat pembelok
vertikal mengubah
arah berkas sebanding dengan beda tegangan kedua pelat.
Bila beda tegangan nol atau besar tegangan
kedua pelat sama
berkas akan dilewatkan
lurus. Disebut pelat defleksi
vertikal karena
dapat membelokkkan
berkas ke arah vertikal,
sehingga berkas
dapat berada pada layar berupa titik yang bergerak dari
atas ke
bawah. Pelat defleksi horisontal serupa dengan defleksi
vertikal hanya arah
pembelokkan berkas elektron dalam arah
horisontal dari kiri ke kanan.
o Setelah berkas
dbelokkan
akan menumbuk lapisan flouresensi
yang
berada
pada permukaan layar tabung
sinar katoda. Lapisan terdiri
dari lapisan tipis pospor, olahan kristal
garam metalik yang sangat halus didepositkan pada kaca. Akibatnya berkas
berpijar, semua emisi cahaya dalam arah maju.
Sensitivitas Tabung
Pelat defleksi dari
tabung sinar katoda dihubungkan
dengan penguat, yang dapat menjadikan
perancangan relatip
sederhana bila diperlukan amplitudo keluaran
rendah, namun diperlukan
tabung yang memiliki sensitivitas setinggi
mungkin. Penguat yang diperlukan memiliki
lebar band yang
lebar, kapasitansi antar pelat harus dijaga rendah
sehingga harus dalam
ukuran kecil
dan terpisah secara baik.
Jenis-jenis Osiloskop
A.
Osiloskop Analog
sebuah osiloskop analog
bekerja dengan
menerapkan sinyal tegangan
yang diukur secara langsunng diberikan
pada sumbu
vertikal
dari berkas elektron yang
berpindah dari kiri
melintasi layar osiloskop
– biasanya tabung
sinar katoda.
CRT membatasi cakupan
frekuensi yang dapat diperagakan dengan osiloskop analog. Pada frekuensi
yang
sangat rendah, sinyal
muncul sebagai titik terang
bergerak lambat yang sulit
membedakan sebagai
ciri bentuk gelombang. Pada frekuensi
tinggi kecepatan penulisan
CRTterbatas. Bila frekuensi sinyal melebihi
kecepatan menulis CRT, peraga menjadi sangat samar
untuk dilihat. Osiloskop analog
tercepat dapat memperagakan frekuensi sampai sekitar 1 GHz.
Jenis-jenis
Osiloskop Analog
Ø Free
Running Osciloskop
Free running oscilloscope merupakan jenis CRO generasiawal yang sederhana. Osiloskop free
running merupakan instrumen harga murah, time base generator harus
disinkronisasikan dengan sinyal pada penguat vertikal agar peragaan pada layar
CRT stabil.
Osiloskop Sapuan Terpicu (Triggered – Sweep Osciloscope)
Triggered-sweep osciloskop dipandang lebih serbaguna dan merupakan
standar industry.Dalam triggered-sweep mode pembangkit gigi gergaji tidak
membangkitkan tegangan ramp kecuali dikerjakan dengan trigger pulsa.
Ø CRO
Dua Kanal
1.
CRO Jejak Rangkap (Dual Trace CRO)
Dengan dual trace osiloskop mempunyai dua rangkaian masukan
vertikal yang diberi tanda A dan B. Saluran A dan B mempunyai pra penguat dan
saluran tunda yang identik. Keluaran pra penguat A dan B diumpankan ke sebuah
saklar elektronik yang secara bergantian menghubungkan masukan penguat vertikal
akhir dengankeluaran pra penguat.
2.
Osiloskop BerkasRangkap (Dual BeamCRO)
CRO jenis berkas rangkap menerima dua sinyal masukan vertikal dan
memperagakannya sebagai dua bayangan terpisah pada layar CRT.Osiloskop berkas
rangkap menggunakan CRT khusus yang menghasilkan dua berkas elektron yang
betul-betul terpisah yang secara bebas dapat disimpangkan kearah vertikal.
Ø CRO
Penyimpanan Analog (Storage Osciloscope)
Keistimewaan ekstra disediakan pada beberapa scope analog
penyimpan.Keistimewaan ini memungkinkan pola penjejakan normal rusak dalam
hitungan detik untuk tetap tinggal pada layar.Dalam rangkaian listrik kemudian
dapat dengan sengaja jejak pada layar diaktifkan disimpan dan dihapus.
Osiloskop Digital
·
Prinsip Kerja CRO Digital
Pada
CRO digital menyediakan informasi sinyal secara digital disamping peragaan CRT
sebagaimana CRO analog.Pada dasarnya CRO digital terdiri dari CRO laboratorium
konvensional berkecepatan tinggi ditambah dengan rangkaian pencacah elektronik
yang keduanya berada dalam satu kotak kemasan.
·
Metoda Pengambilan Sampel
Metoda
pengambilan sampelmenjelaskan bagaimana osiloskop digital mengumpulkan
titik-titik sampel.Untuk perubahan sinyal lambat, osiloskop digital dengan
mudah mengumpulkan lebih dari cukup titik sampling untuk mengkonstruksi gambar
secara akurat. Oleh karena itu untuk sinyal yang lebih cepat (seberapa cepat
tergantung pada kecepatan sampling osiloskop) osiloskop tidak dapat
mengumpulkan cukup sampel .
·
Pengambilan Sampel Real-Timedengan Interpolasi
Osiloskop
digital menggunakanpengambilan sampel real-time seperti metoda sampling
standar.Dalam pengambilan sampel real-time, osiloskop mengumpulkan sampel
sebanyak yang dapat menggambarkan sinyal sebenarnya.Untuk pengukuran sinyal
tansien harus menggunakan real time sampling.
·
Ekuivalensi Waktu Pengambilan Sampel
Beberapa
osloskop digital dapat menggunakan ekuivalen waktu pengambilan sampel untuk
menangkap pengulangan sinyal yang sangat cepat. Ekuivalensi waktu pengambilan
sampel mengkonstruksi gambar pengulangan sinyal dengan menangkap sedikit bit
informasi dari setiap sinyal.
·
Osiloskop Penyimpan Digital
Osiloskop
penyimpan digital atau disingkat DSO (Digital Storage Osciloscpe), sekarang ini
merupakan jenis yang lebih disukai untuk aplikasi kebanyakan industri meskipun
CRO analog sederhana masih banyak digunakan oleh para hobist.Osiloskop
penyimpan digital menggantikan penyimpan analog yang tidak stabil dengan memori
digital, yang dapat menyimpan data selama yang dikehendaki tanpa mengalami
degradasi.
Spesifikasi Osiloskop
·
Spesifikasi Umum
Jenis
osiloskop dua kanal sistem defleksi vertikal memiliki 12 faktor defleksi
terkalibrasi dari 5 mV/div sampai 20V/div.Sistem defleksi horisontal memiliki
kecepatan sapuan terkalibrasi dari 2s/div sampai 0,05 μs/div, kecepatan penundaan sapuan dari 20 ms/div sampai 0,05μs/div. Pengali 10 untuk
memperluas semua sapuan dengan faktor 10 dan sapuan tercepat 5 ns/div. Dalam
mode alternate ataupun Chop control trigger-view dimungkinkan memperagakan tiga
sinyal yaitu kanal A, kanal B dan sinyal trigger.
·
Mode Peraga Vertikal
Kanal
A dan kanal B diperagakan bergantian dengan sapuan berurutan (ALT). Kanal A dan
kanal B diperagakan dengan pensaklaran
antar kanal pada kecepatan 250 kHz, selama pensaklaran (Chop) berkas
dipadamkan, kanal A ditambahkan kanal B (penambahan aljabar) dan trigger view.
Perhatian
Keamanan
Untuk
pencagahan kerusakandiperhatikan selamapengoperasian, perawatan dan perbaikan
peralatan. Untuk meminimumkan kejutan casis instrument atau cabinet harus
dihubungkan ke ground secara listrik. Instrumen menggunakan kabel AC tiga konduktor hijau untuk dihubungkan dengan
ground listrik.
Pengukuran Dengan Osiloskop
·
PengukuranTegangan DC
a.
Alat
dan bahan yang diperlukan
1. CRO 1 buah
2. Probe CRO 1 buah
3. Batere 6 Volt 1 buah
4. Kabel secukupnya
b.
Kalibrasi
CRO
dilakukan kalibrasi dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1.
Sebelum
pengukuran dilakukan, terlebih dahulu osiloskop dikalibrasidengan cara berikut.
Menghubungkan probe osiloskop pada terminal kalibrasi dan ground.
2.
Kemudian
time/div dan Volt/div diatur untuk memperoleh besar tegangan dan
frekuensikalibrasi.
3.
Saklar
pemilih posisi AC, DC ground diposisikan pada gound, berkas diamati dan
ditepatkan berimpit dengan sumbu X.
4.
Probe
dihubungkan dengankutub batere positip groundkutub betere negatip,
saklarpemilih posisi dipindahkan ke DC sehingga berkas akanberpindah pada
posisi keatas. Besarnya lompatan dihitungdengan satuan kolom sehingga harga
penunjukan adalah =jumlah kolom loncatan X posisi Volt/div. Bila Volt/div
posisi 1 maka harga penunjukanadalah = 6 kolom div x1Volt/div = 6 Volt DC.
·
Pengukuran Tegangan AC
a.
Peralatan
yang diperlukan
1. CRO 1 buah
2. Probe 1 buah
3. Audio Frekuensi Genarator 1 buah
4. Kable penghubung secukupnya
b.
Prosedur
Pengukuran
1. Pemilih diposisikan pada AC, bila hanya digunakan satu kanal
tetapkan ada kanal 1 atau kanal 2.
2. Sumber tegangan AC dapat digunakan sinyal generator ,
dihubungkan dengan masukan CRO.
3. Frekuensi sinyal generator diatur pada frekuensi 1 kHz dengan
mengatur piringan pada angka sepuluh dan menekan tombol pengali 100.
4. Frekuensi sinyal generator diatur pada frekuensi 1 kHz dengan
mengatur piringan pada angka sepuluh dan menekan tombol pengali 100 ditunjukkan
pada gambar di bawah.
·
Pengukuran Frekuensi
a.
Peralatan
yang dibutuhkan
1. CRO 1 buah
2. Audio Function Generator 2 buah
3. Probe 2 buah
4. Kabel penghubung secukupnya
ü Pengukuran
Frekuensi Langsung
Pengukuran frekuensi langsung dengan langkah-langkah seperti
berikut :
1. Melakukan kalibrasi CRO dengan prosedur seperti dalam pengukuran
tegangan DC diatas.
2. Probe dihubungkan dengan keluaran sinyal generator.
3. Frekuensi di atur pada harga yang diinginkan berdasarkan
keperluan, sebagai acuan baca penunjukan pada skala sinyal generator.
4. Atur Volt divisi untuk mendapatkan simpangan amplitudo maksimum
tidak cacat (terpotong).
5. Time/div diatur untuk mendapatkan lebar sinyal maksimum tidak cacat
(terpotong).
6. Lebar sinyal diukur dari sinyal mulai naik sampai kembali naik
untuk siklus berikutnya.
ü Pengukuran
Frekuensi Model Lissayous
Pada pengukuran jenis ini diperlukan osiloskop dua kanal dan sinyal
yang telah diketahui frekuensinya, pengukuran dilakukan dengan langkah-langkah
berikut ini.
1. Sinyal yang telah diketahui dihubungkan pada kanal yang kita
tandai sebagai acuan misalnya pada X.
2. Sinyal yang akan diukur dihubungkan pada kanal yang lain.
3. Amplitudo diatur untuk mendapatkan amplitudo yang sama besarnya
bila penyamaan tidak dapat dicapai dengan pengaturan Volt/div, tombol kalibrasi
diatur untuk mencapai kesamaan amplitudo. Kesamaan ini penting supaya diperoleh
bentuk lissayous sempurna.
4. Misalnya sebelum di lissayouskan kedua sinyal mempunyai
amplitudo samafrekuensi berbeda. Time/div diatur dipindahkan pada posisi
lissayous. Jika sinyal warna hijau adalah masukan X dan merah Y pada layar
akanmenunjukkan perbandingan.
Posting Komentar